HARI IBU MOMEN INTROPEKSI DAN EVALUASI
Hari ibu adalah suatu momen untuk melakukan intropeksi dan evaluasi diri, apa saja yang sudah dilakukan atau peran apa saja yang telah dilakukan dalam perjalanan setahun ini, tahun 2009. Terutamanya dalam hal pendidikan anak-anak yang berkualitas. Seorang ibu sejak mulai mengandung sampai dengan anak bisa mandiri (bisa mengurusin dirinya sendiri): apakah sudah memberikan pendidikan dan perhatian terahadap anak? atau dalam bahasa “pelayanan” yaitu, apakah ibu sudah benar-benar berpihak kepada pelayanan pendidikan anak-anaknya?. Seorang ibu merupakan pelayan bagi anak-anaknya.
Secara kodrati pengurusan dan pendidikan anak yang utama adalah menjadi tugas seorang ibu disamping juga tugas seorang bapak. Seorang ibu adalah kepada rumah tangga sedang peran bapak adalah kepala keluarga. Jadi keluarga atau rumahtangga seperti juga sebuah organisasi pemerintahan atau organisasi nonpemerintahan. Kalau di dalam sebuah organisasi, sebagai kepala rumahtangga itu tugasnya apa sih?. Demikian pula tugas ibu sebagai kepala rumahtangga itu apa?. Fungsi sebagai kepala rumahtangga tidak boleh diabaikan, itu sudah merupakan kodrat, meskipun mengambil peran sebagai wanita karier. Artinya, jangan sampai pendidikan anak lebih besar didelegasikan/dilimpahkan ke pembantu. Banyak kasus anak orang kaya secara ekonomi tidak karuan pendidikan anaknya seperti menjurus ke Narkoba dsb, karena anak hanya dilanyai dengan uang semata. Tidak ada pelayanan dalam komunkasi yang baik, perhatian, bimbingan, arahan.
Bukannnya surga dibawah telapak kaki ibu tetapi bisa terjadi sebaliknya neraka dibawah telapak kaki ibu. Hal ini bisa terjadi jika ibu salah dalam mendidik anak.Bukan hanya anak harus tunduk/patuh kepada ibu tetapi yang penting apa soerang ibu sudah memberikan pelayanan perhatian pendidikan dan pengetahaun agar si anak bisa mengikuti apa kata ibunya, tunduk/patuh?. Seperti tuntutan masyarakat pada umunya adalah kualitas pelayanan birokrasi pemerintah rendah. Maka untuk meningkatkan kualitas pelayanan birokrasi pemerintah rendah harus dikerjakan orang-orang yang berkualitas atau professional. Demikian juga dengan kualitas pelayanan pendidikan anak di dalam rumahtangga. Kalau ingin anak yang berkualtias maka harus dididik, diasuh/dibimibing seorang ibu yang berkualitas atau professional. Rosional, logika dan edialnya kan seperti itu. Disilah pentingnya peran wanita untuk meningkatkan kualitas melalui pendidikan agar mampu mengeban tugas atau melaksanakan peran kodratinya sebagai pendidikan anak-anaknya. Kalau tingkat kualitas pendidikan seorang ibu minsalnya lulusan SMA atau sederajat, jika anaknya kesulitan mengerjakan PR atau ada yang tidak mengerti berkaitan dengan pelajaran di sekolah, sang ibu bisa melayani atau memberi bantuan. Apalagi lulusan deploma dan sarjana penuh. Banyak kita temukan kasus seorang anak bertanya kepada ibunya “Bu ini bagaimana cara mengerjakannya”. Jawabannya: “Sono tanya pada bapak mu atau sama guru mu!”. Bertanya kepada bapaknya jawabanya sama "sono tanya sama ibumu atau sama gurumu . Mungkin saja dalam hati anak protes, bapak ibu bisanya kasih makan doang/saja”. Kenapa terjadi seperti itu?, mungkin kedua orangtuanya juga dulunya sekolah lulus karena kasihan atau dengan pertimbangan sekolah yaitu daripada bermasalah atau bikin penyakit bagi siswa yang lain, ya lulusin aja, entar selanjunya urusan dia dan kedua orangtuanya. Masalah yang bermasalah. Mau melanjutkan nilai rendah; bisanya diterima disekolahan swasta harus bayar mahal; pengahsilan orang tua kecil; tidak sekolah pengangguran. Pikiran jadi mentok. Mentok-mentoknya pilihan berkeluarga. Ekonomi nebeng/boncengan sama orang tua atau mertua. Beranakpianak, ekonomi tidak semakin membaik, bertambahlah sederatan kemiskinan ekonomi, pengetahuan dan keterampilan.
Oleh karena itu, bapak dan ibu, terutama kepada ibu-ibu. Dengan momen hari ibu sekarang ini, tahun ini (2009), jadikan bahan intropeksi, evaluasi, tehadap peran kodrati sebagai ibu pendidik anak-anak di rumah: apa yang telah dilakukan selama setahun ini dan akan melakukan apa pada tahun 2010 yang sebentar lagi akan tiba. Bukan sekedar festa makan dan lain-lainnya. Ingatkan kembali kepada kalimat yang syarat dengan motivasi yaitu ‘hari esok harus lebih baik dari hari” atau “tahun 2010 harus lebih baik dari tahun 2009”. Kata-kata “harus” sama artinya dengan “wajib”. Hukum wajib seperti apa?, tanya pada “rumput yang bergoyang” (kata Ebit G. Ade). Artinya, tanyakan kepada orang cerdik pandai, yang tahu tentang hukum wajib, bisa Ustadz/Ustadzah dsb.
“SELAMAT MEMPERINGATI HARI IBU, DENGAN PERINGATAN INI SEKALIGUS MENGINGGATKAN PENINGKATAN KUALITAS ATAU PROFESSIONALITAS PARA IBU DAN CALON-CALON IBU”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment