Tuesday, February 16, 2010

SESAL KEMUDIAN TIDAK ADA GUNANYA

SESAL KEMUDIAN TIDAK ADA GUNANYA

Peribahasa “Sesal kemudian tidak ada gunanya” sangat penting untuk pikirkan dan direnungkan karena merupakan warning (peringatan) bagi setiap orang. Menginggatkan kita semua bahwa sebelum melakukan satu atau lebih tindakan agar benar-benar dipikirkan. Atas sebuah keputusan dalam melakukan satu tindakan atau pekerjaan harus di pikirkan atau dianalisis untung, rungi dan risikonya. Hal ini dilakukan dalam rangka mengantisipasi kerugian dan risiko sedinimungkin sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Dengan mengantisipasi kerugian dan risiko atau dampak dari sebuah tindakan berarti sudah mengenali atau teridentifikasi besar, sedang dan kecil keuntungan, kerugian dan risiko dari satu tindakan yang dilakukan. Dengan demikian sudah dapat memberikan gambaran bagaimana penanganan lebih lanjut dari keuntungan, kerugikan dan risiko atas sebuah tindakan. Dengan mengenali atau teridentifikasi untung, rugi dan risiko dari sebuah tindakan maka secara mental kita sudah siap menghadapinnya baik itu tindakan yang kita lakukan tersebut bermasalah atau dipermasalahkan di kemudian hari baik itu dalam skala (ukuran) besar dan kecilnya. Dengan melakukan cara demikian itu akan tidak ada muncul sebuah penyesalan dikemudian hari karena dalam melakukan satu tindakan dilakukan secara sadar, telah dipikirkan dan direncanakan terlebih dahulu. Oleh karena itu setiap pelajar, pekerja dan masyarakat yang bukan pelajar dan pekerja harus melakukan berpikir atau dipikirkan sebelum melakukan satu atau lebih tindakan/pekerjaan sebelum membuat keputusan. Misalnya keputusan dalam memilih sekolah; jurusan dan program studi. Keputusan untuk melakukan angkat kredit pembelian rumah, mobil, sepeda motor. Keputusan untuk menikah resmi di bawah undang-undang, keputusan melakukan kawin kontrak, keputusan untuk melakukan kawin siri, keputusan melakukan poligami dengan izin atau “poliandri”, keputusan untuk beselingkuh. Keputusan untuk melakukan pembelian pakaian. Keputusan untuk melakukan korup atau pungli dan/atau memperkaya orang lain. Keputusan melakukan pilihan partai dan keputusan pilihan perwakilan dan pimpinan daerah dan pimpinan negara. Keputusan dalam melakukan pilihan kerja atau karier bekerja dsb, sesuai dengan aktitivitas apa yang kita pikirkan dan yang ingin kita lakukan.

No comments:

Post a Comment